Bila kamu sudah mencicipi karya Ito Junji yang pernah terbit di Indonesia sebelumnya, seperti : Uzumaki, Gyo, atau Best of Best, maka tidak ...

REVIEW Komik Tomie. Kengerian Dibalik Keindahan Yang Terkutuk REVIEW Komik Tomie. Kengerian Dibalik Keindahan Yang Terkutuk

REVIEW Komik Tomie. Kengerian Dibalik Keindahan Yang Terkutuk

REVIEW Komik Tomie. Kengerian Dibalik Keindahan Yang Terkutuk

Bila kamu sudah mencicipi karya Ito Junji yang pernah terbit di Indonesia sebelumnya, seperti : Uzumaki, Gyo, atau Best of Best, maka tidak bisa dipungkiri bahwa Junji sensei merupakan maestronya horor di era modern. Karyanya selalu sukses memberikan nuansa disturbing lewat art style-nya yang cukup realistis dan cara penyampaian ceritanya yang aneh. 

 

Namun bagaimana dengan Tomie? Salah satu judul dari Ito Junji Collection yang akhirnya terbit di Indonesia oleh  Akasha imprint dari m&c! pada awal 2023 dalam dua part. Komik ini rilis pertama kali tahun 1987 di majalah monthly Halloween. Tomie merupakan karya pertama Ito Junji dengan genre drama, horror, dan supernatural yang merupakan cikal bakal ngerinya karya-karya beliau.

 

Jadi seseram apa sebenarnya kisah dari gadis cantik tersebut? Silahkan simak pembahasanya di sini!


1. Pembunuhan yang Berujung Penyesalan

Kisah bermula ketika seorang siswi Sekolah Menengah Atas dengan penampilan rupawan bernama Tomie dikabarkan meninggal secara mengenaskan dengan potongan tubuh yang tersebar di penjuru kota. Walau penyelidikan sudah dilakukan secara maksimal, misteri dari pembunuhan tragis tersebut masih belum bisa terpecahkan dan hanya menyisakan duka yang mendalam bagi teman-teman kelasnya. 

 

Tak lama setelah upacara pemakaman selesai dilaksanakan dan kegiatan belajar mengajar di kelas sudah berlangsung seperti biasanya, murid-murid dibuat kaget saat pintu kelas terbuka, dan wanita cantik yang tak lain adalah Tomie masuk ke ruang kelas dengan wajah polosnya seolah apa yang terjadi sebelumnya hanyalah mimpi buruk belaka. Namun nyatanya, kebangkitan Tomie itu sendirilah yang merupakan mimpi buruk bagi teman-teman dan gurunya, karena dibalik kematian Tomie, sebenarnya mereka telah jauh terlibat. Dengan bangkitnya Tomie maka awal mula dari suasana mencekam yang akan terjadi pada chapter-chapter berikutnya pun dimulai. 

 

Pada awal chapter tersebut, Tomie bercerita tentang obsesi, kesombongan yang menjerumuskan manusia kepada pilihan yang salah, dan setelah manusia tersadar akan keputusan sesat tersebutlah yang menjadi bahan bakar dari kengerian Tomie. Dia bisa bangkit dari kematian, memanipulasi semua orang disekitarnya dengan wajahnya yang rupawan, kemudian mengutuk semua orang atas dosa yang pernah mereka lakukan pada dirinya, dan menuntun mereka kedalam penyesalan yang berujung kematian.


2. Formula Horror yang Kreatif

Setelah membaca Tomie berulang kali secara mendetail, saya menyadari bahwa kengerian komik Tomie terbagi menjadi tiga hal yang mungkin akan saya jelaskan lebih detail pada konten berikutnya. Tiga hal tersebut adalah kecantikan, manipulasi, dan obsesi. Karena pada dasarnya, Tomie tak lebih dari sekedar mbak-mbak narsis yang mendapat karunia metabolisme tubuh super bak hidup abadi, namun dengan tiga formula  tersebutlah yang membuat komik ini terasa lebih menyeramkan.

 

Kecantikan memang cukup kontradiktif dengan kengerian, namun beda halnya bila berbicara tentang karakter ciptaan Ito Junji yang satu ini. Kecantikanya yang teramat sangat dapat menciptakan obsesi berlebihan pada para lelaki yang terpikat olehnya. Alhasil, obsesi itulah yang kemudian menuntun mereka untuk melakukan hal-hal brutal pada Tomie, seperti menyiksanya, memotong-motong tubuhnya, atau hal-hal creepy lainya. Secara rasional memang Tomie merupakan korban dari keegoisan para lelaki yang menginginkanya dan normalnya kita akan bersimpati padanya. Namun, Tomie selalu bisa kembali dari kematian dengan berbagai cara yang tidak masuk akal layaknya kutukan, sehingga menciptakan kegilaan yang berujung penyesalan pada para lelaki yang sebelumnya telah membantainya.

 

Di sisi lain, Tomie tak kalah sadis dari para lelaki yang bisa jadi akan berbuat hal-hal mengerikan. Dia adalah perempuan manipulatif dengan segala tipu daya. Dalam komiknya sendiri, kita akan menemukan beberapa bab yang memperlihatkan Tomie memanipulasi para lelaki secara psikologi atau melakukan berbagai cara diluar nalar agar kerakusanya terpenuhi. Dan ketika dirinya sudah puas dengan obsesinya pribadi, Tomie tak segan mencampakkan pasanganya layaknya mainan, atau menyaksikan kebrutalan para pria yang saling bunuh merebutkanya.


3. Hidangan Utama Tanpa Hidangan Penutup

Hal pertama yang membuat saya tidak nyaman ketika membaca Tomie adalah bagian artwork-nya. Artwork merupakan elemen penting bagi komik dalam menyampaikan suatu pesan, tanpa harus selalu mengandalkan balon kata atau percakapan yang menjelaskan isi cerita. Terlebih komik horror yang tentunya akan banyak mengandalkan gambar-gambar seram untuk meningkatkan intensitas atau kengerian kisahnya.  Sedangkan dalam komik Tomie karya Ito Junji, saya merasa artwork yang ditawarkan masih sangat kasar. 

 

Namun kekurangan tersebut masih bisa dimaklumi karena Tomie merupakan karya pertama dari Ito Junji, sehingga tak dapat dipungkiri bahwa artstyle yang beliau kuasai masih belum matang. Malah dibalik kekurangan tersebut lah yang kemudian membuat saya menaruh respect pada Ito sensei, karena pada setiap babnya, kualitas gambar yang disajikan olehnya terlihat meningkat secara bertahap. Sehingga secara tidak langsung perasaan disturbing ketika menikmati gambar di setiap panel juga berlahan meningkat setiap chapternya.

 

Hal berikutnya yang menurut saya masih kurang dan sangat mengganggu adalah dari kisahnya. Cerita yang dibawakan cukup repetitif dengan hanya menampilkan konsep kematian Tomie yang berbeda-beda di setiap chapternya, sedangkan pembaca sangat dibatasi perihal informasi tentang monster bernama Tomie itu sendiri, sehingga saya hanya bisa menyimpan banyak sekali pertanyaan tentang sosok Tomie saat cerita sudah selesai, sambil menerka-nerka apa yang sebaiknya saya lakukan ketika bertemu Tomie suatu saat nanti. 

 

Memang hal tersebutlah yang menjadi kekuatan utama dari kisah horror Tomie. Ito Junji sukses membuat saya tidak nyaman lewat kumpulan kisah gadis misterius berwajah cantik tersebut. Hanya saja cukup disayangkan dalam 752 halaman, yang dibagi menjadi 2buku, dengan total 20 chapter, tidak ada satupun pembahasan tentang latar belakang dari Tomie atau alasan supranatural tentang kekuatan regenerasi supernya.  


4. Kesimpulan Penulis

Membaca Tomie karya Ito Junji cukup menyenangkan dalam artian yang menyeramkan. Ito sensei sukses memberikan kengerian pada gadis cantik tanpa perlu repot-repot menjelaskan asal-usul karakter utamanya. Komik Tomie mengangkat konsep cerita yang akan selesai dalam satu chapter dalam beberapa judul kisahnya, karena itu komik ini cocok dibaca dengan santai. 

 

Dalam segala aspek yang sudah saya jelaskan dan banyaknya pertimbangan, saya rasa nilai 6.5 dari 10 sudah cukup untuk mendiskripsikan komik Tomie secara keseluruhan. Namun terlepas dari itu semua, menurut saya pribadi komik ini cukup worth it untuk dimiliki, terutama bagi para pecinta kisah horror, atau fans Ito Junji di Indonesia. 

 

Dari segi kualitasnya sendiri, 2 buku komik Tomie dicetak menggunakan kertas bookpaper di dalam cover glossy berwarna merah untuk part 1 dan warna biru untuk part 2. Yang membuatnya spesial dari cetakan komik ini adalah penggunaan jaket buku bergambarkan wajah cantik Tomie yang membungkus cover berdesain sederhana sehingga memberikan kesan premium dari buku ini sendiri.

 

Demikian review singkat tentang pengalaman horror saya saat membaca komik Tomie karya Ito Junji.

 

Bagaimana pendapatmu? Silahkan tulis di komentar!

 

0 Reviews: